Friday

Wasiat Abu Bakar yang membuat Umar menangis


Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu dikenal sebagai sosok yang gagah, kuat, dan tangguh. Namun, hari itu tangisnya meledak saat utusan Aisyah radhiyallahu ‘anha mengantarkan seorang hamba sahaya dan seekor unta.
Bukan hamba sahaya dan unta itu yang membuat Umar menangis. Tetapi wasiat di baliknya.

Aisyah menceritakan, sebelum Abu Bakar radhiyallahu ‘anhu wafat, ia menyampaikan wasiat kepadanya. “Aisyah… tolong periksa seluruh hartaku. Jika ada yang bertambah setelah aku menjabat sebagai khalifah, kembalikanlah kepada negara melalui khalifah yang terpilih setelahku,” kata Abu Bakar menjelang detik-detik wafatnya.

Tentu saja Aisyah sedih mendengar wasiat itu. Bukan karena apa-apa, tetapi karena ia merasa akan ditinggal oleh sang ayah. Belum tiga tahun Rasulullah meninggalkannya, kini ia akan ditinggal oleh Abu Bakar.
Dan benar. Abu Bakar wafat tak lama setelah itu. Kemudian Aisyah pun memeriksa seluruh harta ayahnya.

“Kami memeriksa seluruh harta Abu Bakar,” kata Aisyah, “tidak ada yang bertambah dari hartanya kecuali unta yang biasa dipergunakan untuk menyirami kebun dan seorang hamba sahaya pengasuh yang menggendong bayinya.”
“Allah merahmati Abu Bakar,” kata Umar sambil sesenggukan, “ia telah menyusahkan orang-orang setelahnya.”

Maksud menyusahkan orang-orang setelahnya adalah membuat khalifah sesudahnya tidak mampu mengungguli Abu Bakar, bahkan sulit mencontoh kualitasnya.
Seperti diketahui, Umar sangat terpacu dengan amal-amal Abu Bakar. Sahabat bergelar Ash Shidiq itu selalu mengunggulinya dalam berbagai amal. Ketika dimutaba’ahi Rasulullah sehabis shalat Subuh, misalnya. Rasulullah bertanya kepada jamaah siapa yang tadi malam qiyamul lail, siapa yang tadi malam khatam Al Qur’an, siapa yang pagi ini sudah berinfaq dan siapa yang sudah menjenguk orang sakit, ternyata hanya Abu Bakar yang mengacungkan tangan terus-menerus. Sahabat lain ada yang mengacungkan tangan sesekali, lalu menurunkan tangannya sesekali. Sedangkan Abu Bakar, ia telah melakukan seluruh amal yang disebutkan Rasulullah itu.
Pernah pula Umar ingin mengungguli Abu Bakar dalam hal infaq. Maka saat menjelang perang Tabuk, ia menginfakkan separuh hartanya. Baru saja Umar selesai, Abu Bakar datang dengan menginfakkan seluruh hartanya. Umar hanya bisa berkomentar, “Sungguh, aku tak pernah bisa mengungguli Abu Bakar.”
Dan kini… Abu Bakar mencontohkan kebijakan yang luar biasa. Benar-benar anti-korupsi dan zuhud tingkat tinggi. Ia tidak mau mendapatkan kelebihan harta apapun selama menjabat sebagai khalifah. Padahal Abu Bakar adalah juga seorang saudagar yang sangat wajar jika hartanya bertambah. Ia tak mungkin korupsi. Di kemudian hari, Umar berhasil mencontoh langkah zuhud Abu Bakar ini.

Inilah Alasannya Rasulullah menyuruh kita mematikan lampu saat tidur

 Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda: “matikanlah lampu-lampu kalian, jika kalian hendak tidur. Dan tutuplah pintu-pintu serta tutuplah bejana serta wadah-wadah makan dan minum kalian”(HR. Bukhari 5624)
Dan dalam riwayat Ahmad(14747): “tutuplah bejana-bejana dan tempat minum kalian. Serta matikanlah lampu-lampu ketika hendak tidur. Karena fuwaisiqoh (binatang kecil, seperti cicak, tokek, dll) terkadang menyenggol sumbu dan bisa membakar rumah. Dan tahanlah anak-anak kalian (di rumah) ketika sore hari karena jin bertebaran ketika itu dan terkadang menculiknya”
Juga dalam riwayat Ahmad(14597): “tutuplah pintu-pintu ketika malam, dan matikanlah lampu-lampu. Tutuplah bejana serta tempat makan dan minum, walaupun hanya engkau taruh sepotong kayu di atasnya”

Saat tidur seringkali kita tidak pernah mematikan lampu. Entah itu yang disengaja maupun lupa. Padahal Rasulullah SAW menyerukan agar kita mematikan lampu saat tidur.
Ternyata, apa yang diperintahkan oleh Nabi kita ini sangatlah bermanfaat. Selain terhindar dari kejahilan syetan, juga dapat bermanfaat bagi kesehatan.
Tidur di malam hari dengan lampu menyala ternyata memiliki dampak yang tidak baik untuk kesehatan tubuh.
Mungkin tak pernah kita bayangkan sebelumnya, terbiasa tidur malam dengan kondisi lampu menyala akan meningkatkan resiko penyakit kanker, kardiovaskular, gangguan sistem metabolisme dan bahkan mungkin diabetes.
Tidur malam dalam kamar yang gelap benar-benar bermanfaat buat tubuh. Ahli biologi Joan Robert mengatakan tubuh baru bisa memproduksi hormon melatonin ketika tidak ada cahaya.
Hormon ini adalah salah satu hormon kekebalan tubuh yang mampu memerangi dan mencegah berbagai penyakit termasuk kanker payudara dan kanker prostat.
Sayangnya, hormon melatonin ini tidak akan muncul jika orang tidur malam hari dengan lampu menyala. Adanya cahaya atau sinar membuat produksi hormon melatonin akan berhenti.
Sebuah penelitian yang melibatkan peneliti Spanyol dan Amerika Serikat juga telah menemukan melatonin, yang juga dapat membantu mengontrol berat badan. Artinya, tingkat melatonin yang umumnya meningkat dalam gelap di malam hari, muncul untuk melawan obesitas dengan merangsang produksi “lemak beige”.
“Lemak beige merupakan sejenis sel lemak tetapi bukan “lemak putih”, dan cenderung membakar kalori daripada menyimpannya. Akibatnya, “lemak baik” akan membantu mengatur berat badan dan metabolisme,” kata peneliti, dikutip Newsmaxhealth.
Sementara, hasil penelitian yang dilakukan University Granada Institute for Neuroscience, the Hospital Carlos III Madrid, dan the University of Texas Health Science Center, San Antonio ini berdasarkan uji coba pada tikus laboratorium.
Para peneliti mengatakan, temuan mereka mungkin dapat menjelaskan mengapa melatonin telah terbukti memiliki manfaat metabolic dalam mengobati diabetes dan hiperlipidemia.
Anak-anak yang tidur dengan lampu menyala berisiko mengidap leukemia. Para ilmuwan menemukan bahwa tubuh perlu suasana gelap dalam menghasilkan zat kimia pelawan kanker.
Tubuh memerlukan zat kimia untuk mencegah kerusakan DNA dan ketiadaan zat melatonin tersebut akan menghentikan asam lemak menjadi tumor dan mencegah pertumbuhannya.
Prof. Russle Reiter dari Texas University yang memimpin penelitian tersebut mengatakan “Sekali Anda tidur dan tidak mematikan lampu selama 1 menit. Otak Anda segera mendeteksi bahwa lampu menyala seharian dan produksi zat melatonin menurun.”
Jumlah anak-anak pengidap leukimia naik menjadi dua kali lipat dalam kurun 40 tahun terakhir. Sekitar 500 anak muda dibawah 15 tahun didiagnosa menderita penyakit ini pertahun dan sekitar 100 orang meninggal.
Sebuah konferensi tentang anak penderita leukimia diadakan di London menyatakan bahwa orang menderita kanker akibat terlalu lama memakai lampu waktu tidur dimalam hari dibanding dengan yang tidak pernah memakai lampu waktu tidur.
Pada kenyataannya, orang-orang buta tidak rentan terhadap melatonin memiliki resiko yang lebih rendah mengidap kanker.
Maka para orang tua disarankan untuk menggunakan bola lampu yang suram berwarna merah atau kuning jika anak-anaknya takut pada kegelapan.

Kisah Bilal bin Rabah dan Suara Emasnya


Namanya adalah Bilal bin Rabah, Muazin Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam, memiliki kisah menarik tentang sebuah perjuangan mempertahankan aqidah. Sebuah kisah yang tidak akan pernah membosankan, walaupun terus diulang-ulang sepanjang zaman. Kekuatan alurnya akan membuat setiap orang tetap penasaran untuk mendengarnya.
Bilal lahir di daerah as-Sarah sekitar 43 tahun sebelum hijrah. Ayahnya bernama Rabah, sedangkan ibunya bernama Hamamah, seorang budak wanita berkulit hitam yang tinggal di Mekah. Karena ibunya itu, sebagian orang memanggil Bilal dengan sebutan ibnus-Sauda’ (putra wanita hitam).
Bilal dibesarkan di kota Ummul Qura (Mekah) sebagai seorang budak milik keluarga bani Abduddar. Saat ayah mereka meninggal, Bilal diwariskan kepada Umayyah bin Khalaf, seorang tokoh penting kaum kafir.
Ketika Mekah diterangi cahaya agama baru dan Rasul yang agung Shalallahu ‘alaihi wasallam mulai mengumandangkan seruan kalimat tauhid, Bilal adalah termasuk orang-orang pertama yang memeluk Islam. Saat Bilal masuk Islam, di bumi ini hanya ada beberapa orang yang telah mendahuluinya memeluk agama baru itu, seperti Ummul Mu’minin Khadijah binti Khuwailid, Abu Bakar ash-Shiddiq, Ali bin Abu Thalib, ‘Ammar bin Yasir bersama ibunya, Sumayyah, Shuhaib ar-Rumi, dan al-Miqdad bin al-Aswad.
Bilal merasakan penganiayaan orang-orang musyrik yang lebih berat dari siapa pun. Berbagai macam kekerasan, siksaan, dan kekejaman mendera tubuhnya. Namun ia, sebagaimana kaum muslimin yang lemah lainnya, tetap sabar menghadapi ujian di jalan Allah itu dengan kesabaran yang jarang sanggup ditunjukkan oleh siapa pun.
Orang-orang Islam seperti Abu Bakar dan Ali bin Abu Thalib masih memiliki keluarga dan suku yang membela mereka. Akan tetapi, orang-orang yang tertindas (mustadh’afun) dari kalangan hamba sahaya dan budak itu, tidak memiliki siapa pun, sehingga orang-orang Quraisy menyiksanya tanpa belas kasihan. Quraisy ingin menjadikan penyiksaan atas mereka sebagai contoh dan pelajaran bagi setiap orang yang ingin mengikuti ajaran Muhammad.
Kaum yang tertindas itu disiksa oleh orang-orang kafir Quraisy yang berhati sangat kejam dan tak mengenal kasih sayang, seperti Abu Jahal yang telah menodai dirinya dengan membunuh Sumayyah. Ia sempat menghina dan mencaci maki, kemudian menghunjamkan tombaknya pada perut Sumayyah hingga menembus punggung, dan gugurlah syuhada pertama dalam sejarah Islam.
Sementara itu, saudara-saudara seperjuangan Sumayyah, terutama Bilal bin Rabah, terus disiksa oleh Quraisy tanpa henti. Biasanya, apabila matahari tepat di atas ubun-ubun dan padang pasir Mekah berubah menjadi perapian yang begitu menyengat, orang-orang Quraisy itu mulai membuka pakaian orang-orang Islam yang tertindas itu, lalu memakaikan baju besi pada mereka dan membiarkan mereka terbakar oleh sengatan matahari yang terasa semakin terik. Tidak cukup sampai di sana, orang-orang Quraisy itu mencambuk tubuh mereka sambil memaksa mereka mencaci maki Muhammad.
Adakalanya, saat siksaan terasa begitu berat dan kekuatan tubuh orang-orang Islam yang tertindas itu semakin lemah untuk menahannya, mereka mengikuti kemauan orang-orang Quraisy yang menyiksa mereka secara lahir, sementara hatinya tetap pasrah kepada Allah dan Rasul-Nya, kecuali Bilal, semoga Allah meridhainya. Baginya, penderitaan itu masih terasa terlalu ringan jika dibandingkan dengan kecintaannya kepada Allah dan perjuangan di jalan-Nya.
Orang Quraisy yang paling banyak menyiksa Bilal adalah Umayyah bin Khalaf bersama para algojonya. Mereka menghantam punggung telanjang Bilal dengan cambuk, namun Bilal hanya berkata, “Ahad, Ahad … (Allah Maha Esa).” Mereka menindih dada telanjang Bilal dengan batu besar yang panas, Bilal pun hanya berkata, “Ahad, Ahad ….“ Mereka semakin meningkatkan penyiksaannya, namun Bilal tetap mengatakan, “Ahad, Ahad….”
Mereka memaksa Bilal agar memuji Latta dan ‘Uzza, tapi Bilal justru memuji nama Allah dan Rasul-Nya. Mereka terus memaksanya, “Ikutilah yang kami katakan!”
Bilal menjawab, “Lidahku tidak bisa mengatakannya.” Jawaban ini membuat siksaan mereka semakin hebat dan keras.
Apabila merasa lelah dan bosan menyiksa, sang tiran, Umayyah bin Khalaf, mengikat leher Bilal dengan tali yang kasar lalu menyerahkannya kepada sejumlah orang tak berbudi dan anak-anak agar menariknya di jalanan dan menyeretnya di sepanjang Abthah Mekah. Sementara itu, Bilal menikmati siksaan yang diterimanya karena membela ajaran Allah dan Rasul-Nya. Ia terus mengumandangkan pernyataan agungnya, “Ahad…, Ahad…, Ahad…, Ahad….” Ia terus mengulang-ulangnya tanpa merasa bosan dan lelah.
Suatu ketika, Abu Bakar Rodhiallahu ‘anhu mengajukan penawaran kepada Umayyah bin Khalaf untuk membeli Bilal darinya. Umayyah menaikkan harga berlipat ganda. Ia mengira Abu Bakar tidak akan mau membayarnya. Tapi ternyata, Abu Bakar setuju, walaupun harus mengeluarkan sembilan uqiyah emas.
Seusai transaksi, Umayyah berkata kepada Abu Bakar, “Sebenarnya, kalau engkau menawar sampai satu uqiyah-pun, maka aku tidak akan ragu untuk menjualnya.”
Abu Bakar membalas, “Seandainya engkau memberi tawaran sampai seratus uqiyah-pun, maka aku tidak akan ragu untuk membelinya.”
Ketika Abu Bakar memberi tahu Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bahwa ia telah membeli sekaligus menyelamatkan Bilal dari cengkeraman para penyiksanya, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada Abu Bakar, “Kalau begitu, biarkan aku bersekutu denganmu untuk membayarnya, wahai Abu Bakar.”
Ash-Shiddiq Rodhiallahu ‘anhu menjawab, “Aku telah memerdekakannya, wahai Rasulullah.”
Setelah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam mengizinkan sahabat-sahabatnya untuk hijrah ke Madinah, mereka segera berhijrah, termasuk Bilal Rodhiallahu ‘anhu. Setibanya di Madinah, Bilal tinggal satu rumah dengan Abu Bakar dan ‘Amir bin Fihr. Malangnya, mereka terkena penyakit demam. Apabila demamnya agak reda, Bilal melantunkan gurindam kerinduan dengan suaranya yang jernih :

Duhai malangnya aku, akankah suatu malam nanti
Aku bermalam di Fakh dikelilingi pohon idzkhir dan jalil
Akankah suatu hari nanti aku minum air Mijannah
Akankah aku melihat lagi pegunungan Syamah dan Thafil

Tidak perlu heran, mengapa Bilal begitu mendambakan Mekah dan perkampungannya; merindukan lembah dan pegunungannya, karena di sanalah ia merasakan nikmatnya iman. Di sanalah ia menikmati segala bentuk siksaan untuk mendapatkan keridhaan Allah. Di sanalah ia berhasil melawan nafsu dan godaan setan.
Bilal tinggal di Madinah dengan tenang dan jauh dari jangkauan orang-orang Quraisy yang kerap menyiksanya. Kini, ia mencurahkan segenap perhatiannya untuk menyertai Nabi sekaligus kekasihnya, Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam. Bilal selalu mengikuti Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam ke mana pun beliau pergi.
Selalu bersamanya saat shalat maupun ketika pergi untuk berjihad. Kebersamaannya dengan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam ibarat bayangan yang tidak pernah lepas dari pemiliknya.
Ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam selesai membangun Masjid Nabawi di Madinah dan menetapkan azan, maka Bilal ditunjuk sebagai orang pertama yang mengumandangkan azan (muazin) dalam sejarah Islam.
Biasanya, setelah mengumandangkan azan, Bilal berdiri di depan pintu rumah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam seraya berseru, “Hayya ‘alashsholaati hayya ‘alalfalaahi…(Mari melaksanakan shalat, mari meraih keuntungan….)” Lalu, ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam keluar dari rumah dan Bilal melihat beliau, Bilal segera melantunkan iqamat.
Suatu ketika, Najasyi, Raja Habasyah, menghadiahkan tiga tombak pendek yang termasuk barang-barang paling istimewa miliknya kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam mengambil satu tombak, sementara sisanya diberikan kepada Ali bin Abu Thalib dan Umar ibnul Khaththab, tapi tidak lama kemudian, beliau memberikan tombak itu kepada Bilal. Sejak saat itu, selama Nabi hidup, Bilal selalu membawa tombak pendek itu ke mana-mana. Ia membawanya dalam kesempatan dua shalat ‘id (Idul Fitri dan Idul Adha), dan shalat istisqa’ (mohon turun hujan), dan menancapkannya di hadapan beliau saat melakukan shalat di luar masjid.
Bilal menyertai Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam dalam Perang Badar. Ia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Allah memenuhi janji-Nya dan menolong tentara-Nya. Ia juga melihat langsung tewasnya para pembesar Quraisy yang pernah menyiksanya dengan hebat. Ia melihat Abu Jahal dan Umayyah bin Khalaf tersungkur berkalang tanah ditembus pedang kaum muslimin dan darahnya mengalir deras karena tusukan tombak orang-orang yang mereka siksa dahulu.
Ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam menaklukkan kota Mekah, beliau berjalan di depan pasukan hijaunya bersama ’sang pengumandang panggilan langit’, Bilal bin Rabah. Saat masuk ke Ka’bah, beliau hanya ditemani oleh tiga orang, yaitu Utsman bin Thalhah, pembawa kunci Ka’bah, Usamah bin Zaid, yang dikenal sebagai kekasih Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam dan putra dari kekasihnya, dan Bilal bin Rabah, Muazin Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam.
Shalat Zhuhur tiba. Ribuan orang berkumpul di sekitar Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam, termasuk orang-orang Quraisy yang baru masuk Islam saat itu, baik dengan suka hati maupun terpaksa. Semuanya menyaksikan pemandangan yang agung itu. Pada saat-saat yang sangat bersejarah itu, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam memanggil Bilal bin Rabah agar naik ke atap Ka’bah untuk mengumandangkan kalimat tauhid dari sana. Bilal melaksanakan perintah Rasul Shalallahu ‘alaihi wasallam dengan senang hati, lalu mengumandangkan azan dengan suaranya yang bersih dan jelas.
Ribuan pasang mata memandang ke arahnya dan ribuan lidah mengikuti kalimat azan yang dikumandangkannya. Tetapi di sisi lain, orang-orang yang tidak beriman dengan sepenuh hatinya, tak kuasa memendam hasad di dalam dada. Mereka merasa kedengkian telah merobek-robek hati mereka.
Saat azan yang dikumandangkan Bilal sampai pada kalimat, “Asyhadu anna muhammadan rasuulullaahi (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah)”.
Juwairiyah binti Abu Jahal bergumam, “Sungguh, Allah telah mengangkat kedudukanmu. Memang, kami tetap akan shalat, tapi demi Allah, kami tidak menyukai orang yang telah membunuh orang-orang yang kami sayangi.” Maksudnya, adalah ayahnya yang tewas dalam Perang Badar.
Khalid bin Usaid berkata, “Aku bersyukur kepada Allah yang telah memuliakan ayahku dengan tidak menyaksikan peristiwa hari ini.” Kebetulan ayahnya meninggal sehari sebelum Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam masuk ke kota Mekah..
Sementara al-Harits bin Hisyam berkata, “Sungguh malang nasibku, mengapa aku tidak mati saja sebelum melihat Bilal naik ke atas Ka’bah.”
AI-Hakam bin Abu al-’Ash berkata, “Demi Allah, ini musibah yang sangat besar. Seorang budak bani Jumah bersuara di atas bangunan ini (Ka’bah).”
Sementara Abu Sufyan yang berada dekat mereka hanya berkata, “Aku tidak mengatakan apa pun, karena kalau aku membuat pernyataan, walau hanya satu kalimat, maka pasti akan sampai kepada Muhammad bin Abdullah.”
Bilal menjadi muazin tetap selama Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam hidup. Selama itu pula, Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam sangat menyukai suara yang saat disiksa dengan siksaan yang begitu berat di masa lalu, ia melantunkan kata, “Ahad…, Ahad… (Allah Maha Esa).”
Sesaat setelah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam mengembuskan napas terakhir, waktu shalat tiba. Bilal berdiri untuk mengumandangkan azan, sementara jasad Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam masih terbungkus kain kafan dan belum dikebumikan. Saat Bilal sampai pada kalimat, “Asyhadu anna muhammadan rasuulullaahi (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah)”, tiba-tiba suaranya terhenti. Ia tidak sanggup mengangkat suaranya lagi. Kaum muslimin yang hadir di sana tak kuasa menahan tangis, maka meledaklah suara isak tangis yang membuat suasana semakin mengharu biru.
Sejak kepergian Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam, Bilal hanya sanggup mengumandangkan azan selama tiga hari. Setiap sampai kepada kalimat, “Asyhadu anna muhammadan rasuulullaahi (Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah)”, ia langsung menangis tersedu-sedu. Begitu pula kaum muslimin yang mendengarnya, larut dalam tangisan pilu.
Karena itu, Bilal memohon kepada Abu Bakar, yang menggantikan posisi Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam sebagai pemimpin, agar diperkenankan tidak mengumandangkan azan lagi, karena tidak sanggup melakukannya. Selain itu, Bilal juga meminta izin kepadanya untuk keluar dari kota Madinah dengan alasan berjihad di jalan Allah dan ikut berperang ke wilayah Syam.
Awalnya, ash-Shiddiq merasa ragu untuk mengabulkan permohonan Bilal sekaligus mengizinkannya keluar dari kota Madinah, namun Bilal mendesaknya seraya berkata, “Jika dulu engkau membeliku untuk kepentingan dirimu sendiri, maka engkau berhak menahanku, tapi jika engkau telah memerdekakanku karena Allah, maka biarkanlah aku bebas menuju kepada-Nya.”
Abu Bakar menjawab, “Demi Allah, aku benar-benar membelimu untuk Allah, dan aku memerdekakanmu juga karena Allah.”
Bilal menyahut, “Kalau begitu, aku tidak akan pernah mengumandangkan azan untuk siapa pun setelah Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam wafat.”
Abu Bakar menjawab, “Baiklah, aku mengabulkannya.” Bilal pergi meninggalkan Madinah bersama pasukan pertama yang dikirim oleh Abu Bakar. Ia tinggal di daerah Darayya yang terletak tidak jauh dari kota Damaskus. Bilal benar-benar tidak mau mengumandangkan azan hingga kedatangan Umar ibnul Khaththab ke wilayah Syam, yang kembali bertemu dengan Bilal Radhiallahu ‘anhu setelah terpisah cukup lama.
Umar sangat merindukan pertemuan dengan Bilal dan menaruh rasa hormat begitu besar kepadanya, sehingga jika ada yang menyebut-nyebut nama Abu Bakar ash-Shiddiq di depannya, maka Umar segera menimpali (yang artinya), “Abu Bakar adalah tuan kita dan telah memerdekakan tuan kita (maksudnya Bilal).”
Dalam kesempatan pertemuan tersebut, sejumlah sahabat mendesak Bilal agar mau mengumandangkan azan di hadapan al-Faruq Umar ibnul Khaththab. Ketika suara Bilal yang nyaring itu kembali terdengar mengumandangkan azan, Umar tidak sanggup menahan tangisnya, maka iapun menangis tersedu-sedu, yang kemudian diikuti oleh seluruh sahabat yang hadir hingga janggut mereka basah dengan air mata. Suara Bilal membangkitkan segenap kerinduan mereka kepada masa-masa kehidupan yang dilewati di Madinah bersama Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam..Bilal, “pengumandang seruan langit itu”, tetap tinggal di Damaskus hingga wafat.

Inilah Amalan yang lebih tinggi nilainya di sisi Allah

Banyak muslim yang belum mengetahui amalan tinggi ini, selama ini mereka hanya mengerjakan hal-hal yang biasa dilakukan turun-temurun dan yang diajarkan di sekolah atau madrasah, namun melupakan inti sari Islam Yang hakiki.
Didalam Hadits yang dicatat pada kitab Sunan At Tirmidzi Hadist ke 30, Abu Sa’id Al Khudri menjelaskan sabda Rasulullah tentang golongan paling utama di sisi Allah. Seorang sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah,
“Golongan siapakah yang paling utama di sisi Allah pada hari Kiamat nanti?”
Rasulullah saw. menjawab, “Orang-orang yang banyak berzikir kepada Allah.”
Mendengar itu, Abu Sa’id Al Khudri r.a. bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana dengan para pejuang di jalan Allah?”
Rasulullah saw. menjawab, “Meskipun dia behasil menghujamkan pedangnya kepada orang-orang kafir dan musyrik sehingga mereka terluka dan berlumuran darah, tetap saja orang-orang yang berzikir kepada Allah lebih utama dari dirinya (pejuang di jalan Allah).”
Kemudian Selanjutnya Hadits 31 Memperkuat lagi:
Dalam Sunan Ibnu Majah, Abu Ad Darda` r.a. menjelaskan keutamaan zikir sebagaimana dalam sabda Rasulullah SAW:
“Maukah aku beri tahu kalian tentang suatu amal paling baik, paling suci dalam pandangan Allah, paling tinggi tingkatannya, bahkan amal itu lebih baik dari sedekah kalian yang berupa emas ataupun perak dan lebih baik daripada saat kalian bertemu dengan musuh hingga kemudian kalian memenggal kepalanya (jihad di jalan Allah)?”
Para sahabat menjawab, “Tentu kami bersedia, wahai Rasulullah.”
Rasulullah saw. melanjutkan, “Amal itu adalah zikir kepada Allah.”
Al Hakim Abu Abdullah dalam kitab Mustadrak mengatakan, “Sanad hadits ini Sahih.”
Ada banyak sekali bentuk dzikir kepada Allah, jadi bagaimana amalan yang dimaksud oleh Rasullullah tersebut? sementara semua orang juga berzikir, zikir serperti apa yang dimaksud?
Untuk menjawab tersebut mari kita baca hadist Rasulullah berikut ini:
“Tiada akan datang Kiamat, kecuali kalau di muka bumi tidak ada lagi orang yang membaca Allah, Allah (Dzikir Allah, Allah jelas dan tegas sebagai penangkal Kiamat jagad ini) (HR Muslim).
Bahkan pada suatu ketika Nabi pernah membai’at dan menalqin kepada diri sahabat Ali bin Abi Thalib, sebagaimana yang diterangkan di dalam Hadits shahih yang muttashil sanadnya, yaitu : Rasulullah bersabda kepada Ali bin Abi Thalib:
“Hai Ali, pejamkan kedua matamu dan tempelkan sepasang bibirmu serta lipatkan lidahmu pada langit-langitan mulut dengan berdzikir Allah, Allah, Allah di dalam Lathifah dari Lathaif tujuh” (HR Thabrani dan Baihaqi).
Dilain waktu Rasul bersabda :
“Dari Ali r.a :
Aku katakan ya Rasulullah, manakah jalan Metodologi yang sedekat-dekatnya kepada Allah dan semudah-mudahnya atas hamba Allah dan semulia-mulianya di sisi Allah?
Rasullullah SAW menjawab:
“Ya Ali penting atas kamu berkenalan/senantiasa berdzikir kepada Allah”
Berkatalah Ali: Tiap orang berdzikir pada Allah.
Maka Rasul bersabda :
“Ya Ali, tidak ada terjadi kiamat sehingga tiada lagi tinggal di atas permukaan bumi ini, orang yang mengucapkan Allah, Allah”.
Sahut Ali, bagaimana caranya aku berdzikir ya Rasul?
Maka Sabda Rasul SAW:
“Pejamkan kedua matamu dan dengarkanlah dari saya ucapan tiga kali. Kemudian ucapkanlah seperti itu dan aku akan dengarkan”.
Maka sejenak Rasul mengucapkan :
“Laa Ilaaha Illallah, tiga kali sedang kedua matanya tertutup.
Kemudian Alipun mengucapkan kalimat Laa Ilaaha Illallah seperti demikian. Ajaran tersebut kemudian syayidina Ali ajarkan pula kepada hasan Basri dan dari Hasan Basri diajarkan kepada Al Habib Al Ajay, dari Al Habib diajarkan kepada Daud Athaiy, dari Daud diajarkan kepada Al Makruf Al Karaci dan dari Al Makruf kepada Assuraa, dan kemudian dari Assuraa kepada Al Junaid (HR Thabrani dan Baihaqi).
Teknik berzikir ini sudah lama diamalkan oleh para sufi, para wali dan para ulama pewaris nabi, karena sangat halus dan tingginya zikir ini sehingga tidak semua orang bisa mengamalkannya dengan sempurna apalagi tanpa dibimbing oleh guru yang sah.
Zikir ini dilakukan didalam hati, perhatikan hadist diatas.. pejamkan mata, tempelkan sepasang bibirmu, lipatkan lidahmu pada langit-langitan mulut, lalu ucapkan Allah Allah, itu artinya bukan fisik kita yang berzikir namun rohaniah kitalah yang dituntut untuk berzikir dengan mematikan panca indra. Dan ini memerlukan latihan khusus serta bimbingan Guru Mursyid.
Berhubung yang berzikir adalah ruh kita tentu gangguan gaib juga akan banyak muncul, bisa jadi gangguan itu berupa jin yang berupa sangat jelek atau jin yang mengaku wali Allah sehingga jika tidak dibimbing oleh guru yang sah maka bisa jadi kita disesatkan oleh iblis.
Didalam Al-Quran Allah memerintahkan kita untuk melakukan zikir didalam hati.
Allah SWT berfirman:
“Dan berzikirlah kepada Tuhanmu dalam hatimu (nafsika) dengan merendahkan dirimu dan rasa takut dan dengan tidak mengeraskan suara di waktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang yang lalai” (QS 7 : 205)
Pada riwayat yang lainnya disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda :
“Zikir diam (khafiy) 70 kali lebih utama daripada zikir yang terdengar oleh para malaikat pencatat amal. “ (Al-Hadits)

12 Golongan Manusia yang di Doakan Malaikat


12 golongan yang termasuk didoakan oleh para Malaikat.Insya Allah berikut inilah orang-orang yang didoakan oleh para malaikat:

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa 'Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci".
(Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)

2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya 'Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia'"
(Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Muslim no. 469)

3. Orang-orang yang berada di shaf barisan depan di dalam shalat berjamaah.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf - shaf terdepan"
(Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra' bin 'Azib ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)

4. Orang-orang yang menyambung shaf pada sholat berjamaah (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalam shaf).
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang-orang yang menyambung shaf-shaf"
(Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)

5. Para malaikat mengucapkan 'Amin' ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah.
Rasulullah SAW bersabda, "Jika seorang Imam membaca 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu".
(Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 782)

6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat akan selalu bershalawat ( berdoa ) kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, 'Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia'"
(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)

7. Orang-orang yang melakukan shalat shubuh dan 'ashar secara berjama'ah.
Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat 'ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat 'ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepadamereka, 'Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?', mereka menjawab, 'Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat'"
(Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
Rasulullah SAW bersabda, "Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata 'aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang iadapatkan'"
(Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda' ra., Shahih Muslim no. 2733)

9. Orang-orang yang berinfak.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, 'Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak'. Dan lainnya berkata, 'Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit'"
(Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)

10. Orang yang sedang makan sahur.
Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat ( berdoa ) kepada orang-orang yang sedang makan sahur" Insya Allah termasuk disaat sahur untuk puasa"sunnah"
(Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)

11. Orang yang sedang menjenguk orang sakit.
Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh"
(Imam Ahmad meriwayatkan dari 'Ali bin Abi Thalib ra., Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, "Sanadnya shahih")

12. Seseorang yang sedang mengajarkan kebaikan kepada orang lain.
Rasulullah SAW bersabda, "Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepadaorang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain"(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)

Inilah Jawaban Al Quran Bagi mereka yang Galau


Sebagai pegangan hidup seorang muslim, Al – Qur’an telah menjelaskan banyak hal. Tidak hanya ritual ibadah semata. Ekonomi, perdagangan, keluarga, peribadi ideal seorang muslim hingga pengelolaan negara pun ada didalamnya. Terdapat pula ayat – ayat Qura’an, yang menjawab keluhan – keluhan ketika manusia mendapat ujian ataupun musibah. Inilah jawaban Allah yang terkadang tidak kita sadari sudah Allah jawab melalui Firman-Nya.

“ini adalah ayat-ayat Al Quran, dan (ayat-ayat) kitab yang menjelaskan. Inilah ayat-ayat Al Quran yang menerangkan.”(Qs. Asy-Syu’ara ayat : 1-2).

KENAPA AKU DIUJI ??

Al – QUR’AN MENJAWAB:“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ’Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi ? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.”  (Qs. Al-Ankabut ayat : 2-3)

KENAPA AKU TAK MENDAPAT APA YANG AKU INGINKAN?

Al – Qur’an MENJAWAB:Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui” (Qs. Al-Baqarah ayat : 216)

KENAPA UJIANKU SEBERAT INI ??

Al-Qur’an MENJAWAB:“Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya…” (Qs. Al-Baqarah ayat : 286)

KENAPA HARUS FRUSTASI?

Al-Qur’an MENJAWAB:“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yg paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman” (Qs. Al-Imran ayat : 139)

BAGAIMANA AKU HARUS MENGHADAPINYA?

Al-Qur’an MENJAWAB:“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’” (Qs. Al-Baqarah ayat : 45)

APA YANG AKU DAPAT?

Al-Qur’an MENJAWAB:“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, diri, harta mereka dengan memberikan jannah untuk mereka…” (Qs. At-Taubah ayat : 111)

KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?

Al-Qur’an MENJAWAB:“..Cukuplah Allah bagiku, tidak ada Tuhan selain dari-Nya. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal” (Qs. At-Taubah ayat : 129)

AKU TAK SANGGUP!

Al-Qur’an MENJAWAB:“….dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah melainkan kaum yg kafir.” (Qs. Yusuf  ayat : 87)

AKU SEDIH!

Al-Qur’an MENJAWAB:“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu…” (Qs. Al-Baqarah ayat : 25)

DOSA KU TERLALU BANYAK!

Al-Qur’an MENJAWAB:“Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Qs. Az-Zumar ayat : 53)

SIAPA LAGI YANG AKAN MELINDUNGI KU?

Al-Qur’an MENJAWAB:“Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (Qs. Al-Baqarah ayat : 257)

AKU INGIN MENCARI KEDAMAIAN!

Al-Qur’an MENJAWAB:“Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (Qs. Al-Maidah ayat : 16)

AKU TERTEKAN!

Al-Qur’an MENJAWAB:“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (Qs.  Ar-Ra’d ayat : 28)

AKU INGIN CINTA DAN KETENANGAN!

Al-Qur’an MENJAWAB:“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (Qs. Ar-Ruum ayat : 21)

KEMANA TEMAN – TEMAN KU?

Al-Qur’an MENJAWAB:“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya” (Qs.Qaaf ayat : 16)

TAK ADA YANG MENGHARGAIKU!

Al-Qur’an MENJAWAB:“Sesungguhnya ini adalah balasan untukmu, dan usahamu adalah disyukuri (diberi balasan).” (Qs. Al-Insaan ayat : 22)

AKU TAKUT AKAN APA YANG TELAH KUPERBUAT!

Al-Qur’an MENJAWAB:“Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah?…” (Qs. Ali Imran ayat : 135)

AKU LELAH HIDUP SERBA SUSAH DAN SULIT !!

Al-Qur’an MENJAWAB:“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (Qs. Alam Nasyrah ayat : 5)

Maih banyak pertanyaan yang semuanya dapat dijawab oleh Sang Pemilik Semesta Alam. Nah, cukup jelaslah bahwa Allah-lah yang memberi kita cobaan permasalahan, pastilah Allah akan menurunkan pertanyaan beserta jawabannya! Hanya Allah sandaran manusia, Mari kita pelajari Al-Qur’an dengan segenap hati.

Kisah Umar bin Khattab dan Pengemis Tua


Cerita inspiratif tentang kisah Umar Bin Khattab dan pengemis tua. Kisah ini terjadi pada masa Umar Bin Khattab menjabat sebagai khalifah ke-2 menggantikan khalifah Abu Bakar Sidiq r.a.
Khalifah Umar Bin Khattab selain terkenal dengan sikapnya yang tegas dan adil, juga sangat hati-hati dalam menjaga amanah jabatan dan kekuasaan yang diembannya. Akan tetapi sebagai seorang manusia, Khalifah Umar Bin Khattab sadar bahwa dia terkadang memiliki kealpaan. Walaupun dia telah telah berusaha semaksimal mungkin untuk mensejahterakan rakyatnya, akan tetapi tidak tertutup kemungkinan masih ada sebagian masyarakat yang luput dari kebijakannya tersebut sehingga tidak merasakan dampak kebaikannya.
Oleh karena itu, jika Umar Bin Khattab mengetahui masih ada rakyatnya yang menderita, maka dia bersegera untuk memberikan bantuan, bahkan oleh dirinya pribadi secara langsung. Hal itu semata-mata dilakukannya karena rasa takutnya akan siksaan yang akan diterimanya kelak di Hari Pembalasan akibat kelalaiannya sebagai seorang pemimpin.
Kisah Umar Bin Khattab dan pengemis tua ini merupakan salah satu contoh bagaimana keagungan pribadi beliau sebagai seorang khalifah dan pemimpin rakyat. Suatu ketika, saat Umar Bin Khattab sedang dalam perjalanan pulang dari negeri Syam menuju Madinah, dia bertemu dengan seorang wanita pengemis tua. Si wanita pengemis tua itu tengah beristirahat di gubuknya yang sudah reyot.
Saat itu Khalifah Umar Bin Khattab menyamar menjadi orang awam karena beliau ingin melihat sendiri akan penderitaan yang di alami oleh rakyatnya dan ingin mendapat maklumat atau pandangan rakyat terhadapnya. Ketika tiba di rumah wanita pengemis tua tersebut, Khalifah memberi salam dan berkata. “Adakah nenek mendengar apa-apa berita tentang Umar?”. “Kabarnya Umar baru saja pulang dari Syria dengan selamat”. Kata khalifah lagi, “Bagaimana pendapat nenek tentang khalifah kita itu”.
Si wanita pengemis tua itupun menjawab, “Aku berharap Allah tidak membalasnya dengan kebaikan”. Umar kemudian penasaran dengan jawaban si wanita pengemis tua itu dan lanjut bertanya. Mengapa begitu? tanya Umar. Jawab sang wanita pengemis tua, “Ia sangat jauh dari rakyatnya. Semenjak menjadi khalifah dia belum pernah menjenguk pondokku ini, apa lagi memberi uang”. Jawab Umar “Bagaimana mungkin dia dapat mengetahui keadaan nenek sedangkan tempat ini jauh terpencil”. Wanita pengemis tua itu mengeluh dan berkata “Subhanallah! tidak mungkin seorang khalifah tidak mengetahui akan keadaan rakyatnya walau dimana mereka berada”.
Mendengar jawaban itu, Khalifah Umar Bin Khattab tersentak lalu berkata didalam hatinya, “Celakalah aku karana semua orang dan nenek ini pun mengetahui perihal diriku”. Khalifah Umar Bin Khattab menyesal sambil meneteskan air mata. Kemudian beliau melanjutkan perkataannya, “Wahai nenek, berapakah kamu hendak menjual kedzaliman Umar terhadap nenek?. Saya kasihan kalau khalifah Umar Bin Khattab nanti akan masuk neraka. Itu pun kalau nenek mau menjualnya”. Kata wanita pengemis tua, “Jangan engkau bergurau dengan aku yang sudah tua ini”.
Umar Bin Khattab menjawab, “Saya tidak bergurau wahai nenek, saya sungguh-sungguh, berapakah nenek akan menjualnya. Saya akan menebus dosanya, maukah nenek menerima uang sebayak 25 dinar ini sebagai harga kezalimanya dari khalifah Umar Bin Khattab terhadap nenek? ”sambil menyerahkan uang tersebut kepada wanita pengemis tua itu.“
Terima kasih nak, baik benar budi mu ”kata wanita pengemis tua itu sambil mengambil uang yang diberikan oleh Khalifah Umar Bin Khattab."
Sementara itu Sayyidina Ali bin Abi Thalib dan Abdullah bin Mas’ud sedang berjalan juga di kawasan itu. Melihat Khalifah Umar berada disitu, mereka pun memberi salam. “Assalamualaikum ya Amirul Mukminin”. mendengar ucapan tersebut, tahulah nenek bahwa tamu yang berbicara dengannya sebentar tadi adalah Khalifah Umar Bin Khatab. Dengan perasaan takut dan gemetar wanita pengemis tua itu berkata “Masya Allah, celakalah aku dan ampunilah nenek atas kelancangan nenek tadi ya Amirul Mukminin. Nenek telah memaki Khalifah Umar bin Khattab dihadapan tuan sendiri”.
Ratapan nenek telah menyadarkan Saiyidina Umar Bin Khattab. Tidak apa-apa Nek, semoga Allah merahmatimu, kata Umar. Umar kemudian menyobek sebagian bajunya dan menuliskan sesuatu.
“Bismillahirrahmanirrahim, Dengan ini Umar Bin Khattab telah menebus dosanya atas kezalimannya terhadap seorang nenek yang merasa dirinya dizalimi oleh Umar Bin Khattab, semenjak menjadi khalifah sehingga ditebusnya dosa itu dengan 25 dinar. Dengan ini jika perempuan itu mendakwa Umar Bin Khattab di hari Mahsyar, maka Umar Bin Khattab sudah bebas dan tidak bersangkut paut lagi”.
Pernyataan tersebut ditandatangani oleh Sayyidina Ali bin Abi Talib dan di saksikan oleh Abdullah bin Mas’ud. Baju tersebut diserahkan kepada Abdullah bin Mas’ud sambil berkata “Simpanlah baju ini dan jika aku mati masukkan kedalam kain kafanku untuk dibawa mengadap Allah SWT”.
Demikianlah cuplikan kisah Umar Bin Khattab dan Pengemis Tua yang bisa menjadi bahan renungan dan pelajaran bagi kita saat ini. Bagaimana contoh akhlak seorang pemimpin Islam yang sesungguhnya. Tidak heran jika masa kepemimpinan khalifah Umar Bin Khattab yang hanya sekitar 10 tahun, telah berhasil membawa dakwah dan kebesaran Islam hingga ke berbagai wilayah diluar jazirah arab. Pada masa kekuasaan Khalifah Umar Bin Khattab r.a, kekuasaan Islam sudah meliputi jazirah Arab, Palestina, Syiriah, sebagian besar wilayah Persia dan Mesir. Semoga rahmat Allah senantiasa menyertainya.Wallahu a'lam bishawab.

Inilah Bahaya tidak segera membayar hutang padahal mampu


Mungkin ada orang yang punya hutang pada orang lain, ketika ia punya uang untuk membayar dan mampu, ia tidak segera melunasinya. Ia malah sibuk membeli kebutuhan mewah bahkan pamer, Ini tidak dibenarkan dalam ajaran Islam. Agama islam menekankan bahwa yang namanya hutang itu adalah darurat. Tidak bermudah-mudah berhutang dan hanya dilakukan disaat sangat dibutuhkan saja. Jika sudah mampu membayar, maka segera bayar. Jika sengaja memunda membayar hutang padahal mampu ini adalah kedzaliman.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Penundaan (pembayaran hutang dari) seorang yang kaya adalah sebuah kelaliman, maka jika salah seorang dari kalian dipindahkan kepada seorang yang kaya maka ikutilah.”(HR. Bukhari)

Sangat bahaya dan rugi dunia-akhirat, jika sengaja menunda membayar hutang padahal mampu. Berikut beberapa hal tersebut:

1) Jika meninggal dan membawa hutang, ia akan terhalang masuk surga meskipun mati syahid
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda, “Demi yang jiwaku ada ditanganNya, seandainya seorang laki-laki terbunuh di jalan Allah, kemudian dihidupkan lagi, lalu dia terbunuh lagi dua kali, dan dia masih punya hutang, maka dia tidak akan masuk surga sampai hutangnya itu dilunasi.”(HR. Ahmad No. 22546, An Nasa’i No. 4684, Ath Thabarani dalam Al Kabir No. 556)

2) Keadaannya atau nasibnya menggantung/ tidak jelas atau tidak pasti apakah akan selamat atau binasa
Tentu kita sangat tidak senang dengan ketidakpastian, apalagi urusannya adalah di akhirat nanti yaitu antara surga atau neraka. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,“Jiwa seorang mukmin tergantung karena hutangnya, sampai hutang itu dilunaskannya.”(HR. At Tirmidzi No. 1079, Ibnu Majah No. 2413)

3) Sahabat yang punya hutang tidak dishalati oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, padahal shalat beliau adalah syafaat
Dari Jabir radhiallahu ‘anhu, dia berkata,“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak menshalatkan laki-laki yang memiliki hutang. Lalu didatangkan mayit ke hadapannya. Beliau bersabda: “Apakah dia punya hutang?”  Mereka menjawab: “Ya, dua dinar. Beliau bersabda,“Shalatlah untuk sahabat kalian.”(HR. Abu Daud No. 3343)

Maksudnya adalah Nabi shallallahu alaihi wa sallam ingin menjelaskan kepada para sahabatnya bahwa, hutang sangat tidak layak ditunda dibayar sampai meninggal, padahal ia sudah mampu membayarnya.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah menjelaskan bahwa shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah syafaat. Beliau berkata,“Jika didatangkan kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam seorang mayit, lalu dia hendak menshalatkan maka Beliau akan bertanya, apakah dia punya hutang atau tidak? Jika dia tidak punya hutang maka Beliau menshalatkannya, jika dia punya hutang maka Beliau tidak mau menshalatkannya, namun mengizinkan para sahabat menshalatkan mayit itu. Sesungguhnya shalat Beliau (untuk si mayit) adalah syafaat (penolong) dan syafaat Beliau adalah hal yang pasti.”(Zaadul Ma’ad, 1/486, Mu’ssasah Risalah, Beirut, cet. XVII)

4) Orang yang berhutang dan berniat tidak mau melunasi , akan bertemu dengan Allah dengan status sebagai pencuri
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri.”(HR. Ibnu Majah no. 2410)

5) Status berhutang membuat pelakunya mendapatkan kehinaan di siang hari dan kegelisahan di malam hari
Umar bin Abdul Aziz berkata,“Aku wasiatkan kepada kalian agar tidak berhutang, meskipun kalian merasakan kesulitan, karena sesungguhnya hutang adalah kehinaan di siang hari kesengsaraan di malam hari, tinggalkanlah ia, niscaya martabat dan harga diri kalian akan selamat, dan masih tersisa kemuliaan bagi kalian di tengah-tengah manusia selama kalian hidup.” (Umar bin Abdul Aziz Ma’alim Al Ishlah wa At Tajdid, 2/71)

Bagi yang memang harus berhutang karena terpaksa dan darurat, tidak perlu terlalu khawatir karena jika memang terpaksa dan berniat benar-benar membayar, maka akan dibantu oleh Allah. Ancaman tersebut bagi orang yang punya harta dan berniat tidak membayarnya.

Al-Munawi menjelaskan,“Pembicaraan mengenai hal ini berlaku pada siapa saja yang mengingkari hutangnya. Ada pun bagi orang yang berhutang dengan cara yang diperbolehkan dan dia tidak menyelisihi janjinya, maka dia tidaklah terhalang dari surga baik sebagai syahid atau lainnya.”(Faidhul Qadir, 6/463, Maktabah At-Tijariyah, Mesir, cet.I)

Ash-Shan’ani juga menegaskan demikian, yaitu bagi mereka yang berhutang tapi berniat tidak mau melunasinya. Beliau berkata,“Yang demikian itu diartikan bagi siapa saja yang berhutang namun dia tidak berniat untuk melunasinya.”(Subulus Salam 2/71)

Semoga Allah menjauhkan kita sejauh-jauhnya dari hutang, dan apabila kita mempunyai hutang segeralah melunasinya. Berdoa dan memintalah kepada Allah agar dicukupkan rezeki kita. Wallahu a'lam.

Tuesday

Jika Anda menyanyi dan bermain HP di kamar mandi, cobalah baca ini!


Siapa yang suka mandi sambil menyanyi? Cobalah baca ini, apakah anda berani melanjutkannya!

Dalam sebuah hadits,Rasulullah bercerita bahwa Iblis meminta tempat tinggal kepada Allah seperti halnya Allah memberikan tempat tinggal kepada anak cucu Adam untuk berada di bumi.

"Ya Allah, Adam dan keturunannya Engkau beri tempat tinggal di bumi, maka berilah pula aku tempat tinggal!" Kata Iblis.
Allah berfirman,,"Tempat tinggalmu adalah kamar mandi atau tandas"(HR. Bukhari)

Dari situlah kemudian Iblis pun menggoda setiap orang yang memasuki rumahnya yang berupa kamar mandi. Godaan iblis macam-macam dan aneka warna. contohnya menggoda manusia supaya:
1. Berlama-lama di dalam kamar mandi
2. Bernyanyi atau berkata-kata
3. Bermain-main air atau sesuatu yang lain (bawa hp mendengarkan musik, ber'facebook', twitter, Instagram, dan lain-lain)
4. Membisik seseorang supaya kencing sambil berdiri
5. Membiarkan baju yang kotor tergantung di dalam kamar mandi
6. Membuat seseorang lupa untuk berdoa ketika hendak masuk atau keluar dari kamar mandi
7. Mengambil wudhu' sambil telanjang
8. Mencoret-coret dinding kamar mandi
9. Merencanakan kejahatan
10.(Mohon maaf) Onani atau masturbasi di dalam kamar mandi.

Semua hal diatas sudah sangat umum di masyarakat kini, Maka berhati-hatilah sewaktu di dalam kamar mandi. Dan tips yang baik adalah mandi,buang air dan lain-lain sewajarnya saja. Wallahu a'alam

Sebagai Umat Islam, Tahukah Anda hal-hal berikut ini?


Apakah kita sudah benar-benar mengenal islam? ataukah hanya sebatas islam-islaman? Mari kita perbanyak mempelajari Quran dan Hadits.
Nabi sudah mengajarkan dan sedikit sekali dari umat islam yang mempelajarinya. Tahukah anda beberapa hal berikut?

Tahukah anda?
bahwa janin semasa dalam kandungan perut ibunya, dia dilihatkan perjalanan hidupnya mulai dari lahir sampai mati, karena itu, terkadang ketika kita berkunjung ke beberapa tempat yang baru, seolah tempat tersebut sudah tidak asing bagi kita.

Tahukah anda?
Saat bersin, seluruh anggota tubuh kita berhenti berfungsi, seolah mati, ini terjadi dalam hitungan detik, setelah itu berfungsi normal kembali, inilah kenapa dalam islam di sunnahkan mengucap hamdalah setelah bersin, sebagai ungkapan syukur atas berfungsinya kembali seluruh anggota badan kita.

Tahukah anda?
Dimana dosa-dosa kita diletakkan ketika kita shalat? Nabi Muhammad saw bersabda:
"sesungguhnya seorang hamba ketika menunaikan shalat, dia membawa serta semua dosa-dosanya, kemudian dosa-dosa itu ditaruh di atas kepala dan kedua pundaknya, maka ketika tiap kali ia ruku' atau sujud berjatuhanlah dosa-dosa tersebut".
wahai orang-orang yang biasa tergesa-gesa dalam shalatnya, tenanglah... dan tahanlah lebih lama ruku' dan sujudmu, agar lebih banyak lagi berguguran dosa-dosamu.

Tahukah anda?
Diceritakan ada seorang wanita soleha yg meninggal, maka tiap kali penduduk desa ziarah kubur, mereka mencium harumnya mawar dari dalam kubur, kemudian suaminya menjelaskan, bahwa semasa hidup, istrinya selalu membaca surah al-mulk, setiap mau tidur.
sesungguhnya surat al-mulk itu menyelamatkan dari siksa kubur.

Tahukah anda?
ketika kita membaca ayat kursi tiap usai shalat, maka tidak ada penghalang antara kita dan surga kecuali maut.

Tahukah anda?
Bahwa para malaikat mendoakan kita ketika usai shalat, karena itu jangan terburu untuk beranjak dari posisi duduk shalat kita.

Tahukah anda?
Minum sambil berdiri dapat memicu arthritis, merusak ginjal, haus susah hilang, asam lambung naik dan masih banyak efek lainnya. Itulah mengapa Rasululullah mengajarkan agar kita minum dan makan sambil duduk.

Tahukah Anda?
Meniup air panas berbahaya bagi tubuh. air panas (H2O) yang bertemu dengan karbondioksida (CO2) yang dihembuskan oleh mulut, maka akan menghasilkan persenyawaan H2CO3 (asam karbonat). Dan jika asam karbonat itu masuk dalam tubuh manusia,maka dapat menyebabkan penyakit jantung.

Tahukah Anda?
Seorang pria yang memakai emas akan beresiko terkena penyakit Alzheimer, karena Pria tidak bisa mengeluarkan partikel emas dalam tubuh layaknya wanita yang menstruasi.
Created By Aerith